Selasa, 04 Februari 2014

POHON LONTAR, Pohon Kehidupan Masyarakat Nusa Tenggara Timur



Siwalan (juga dikenal dengan nama pohon lontar atau tal) adalah sejenis palma yang tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di banyak daerah, pohon ini juga dikenal dengan nama-nama yang mirip seperti lonta (Min.), ental (Sd., Jw., Bal.), taal (Md.), dun tal (Sas.), jun tal (Sumbawa), tala (Sulsel), lontara (Toraja), lontoir (Ambon). Juga manggita, manggitu (Sumba) dan tua (Timor).
Pohon lontar secara alami tumbuh dengan subur dan melimpah di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Masyarakat NTT telah menikmati berbagai manfaat dari pohon lontar mulai dari akar hingga buahnya yang di manfaaatkan dengan berbagai olahan. Pemanfaatan pohon lontar mempunyai guna dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari hari yang secara keseluruhan bagian  dari pohon lontar memiliki manfaat.

Multiguna Pohon Lontar
Nira atau sari pohon lontar merupakan air hasil penyadapan buah lontar yang bisa langsung diminum dan diyakini membuat orang merasa kenyang atau tahan lapar, nira juga dapat pula dimasak menjadi gula air (cair), gula merah / lempeng (seperti gula jawa), gula semut, kecap manis dan kecap asin juga sebagai bahan baku pembuatan anggur serta minuman beralkohol lainnya.
Hasil yang kedua dalam Pohon Lontar adalah Buah muda pohon lontar yang bisa langsung dimakan atau dibuat menjadi minuman segar dan nata de nira / lontar. Nata merupakan bioselulose hasil fermentasi yang menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Nata yang terbuat dari nira lontar, lebih mudah dan cepat membentuk biomassa jika dibandingkan dengan nata yang terbuat dari kelapa (nata de coco). Buah yang setengah tua dijadikan makanan ternak alternatif. Cara pemberiannya sangat mudah, yaitu buah lontar tersebut dibelah isi buah diambil dan diberikan pada ternak. Dapat pula dibakar terlebih dahulu sebelum dibelah dan diberikan pada ternak. Buah yang sudah tua sekalipun, jangan dibuang atau dianggap sampah yang sudah tidak berguna. Itu adalah bahan baku pembuatan make up atau produk-produk kecantikan (bahan lulur, dll) yang tidak kalah khasiatnya seperti bahan asal lain untuk produk yang serupa.
Batang pohon lontar dipakai sebagai bahan baku untuk membagun rumah dan membuat meubeler. Kayu dari batang lontar bagian luar bermutu baik, berat, keras dan berwarna kehitaman kerap digunakan dalam pembuatan kusen, balok kayu, meja dan kursi yang sangat bernilai artistik.
Daun pohon lontar dibuat berbagai aneka kerajinan anyaman seperti topi Ti’I Langga, tempat penampungan air yang disebut haik, tikar, alat musik sasando dan juga untuk atap rumah tempat tinggal rakyat didaerah pedesaan maupun rumah dalam bentuk kotiks didaerah - daerah obyek wisata. Untuk menyapu halaman rumah yang kotor, tidak perlu kuatir karena tulang daun (lidi) bisa dijadikan sapu lidi. Tak ketinggalan dari pelepah lontar bisa dibuat tali temali, pagar untuk menghidari masuknya binatang atau ternak pada kebun-kebun rakyat sedangkan serat pelepahnya untuk pembuatan topi haji, pet, topi cowboy dll
Pohon Lontar dan Kesehatan
 Masyarakat Konon cerita penduduk yang bermukim di sentra-sentra lontar telah memanfaatkan bagian tanaman itu untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Bagian buah tua untuk obat kulit (dermatitis), akar yang terdiri dari ekstrak akar muda untuk melancarkan air seni dan obat cacing. Sedangkan rebusan akar muda (decontion) untuk mengobati penyakit yang terkait dengan pernapasan.
Manfaat bagian bunga lontar atau abu mayang (spadix) dipercaya untuk pengobatan sakit lever. Adapun gula air dipakai sebagai pengawet daging agar disimpan lama juga arang kulit batang digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi, dan rebusan kulit batang ditambah garam, berkhasiat sebagai obat pembersih mulut.




0 komentar:

Posting Komentar